UCAPKAN BASMALLAH dan HAMDALAH SEBELUM dan SESUDAH
TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG
SILAKAN TUNGGU untuk BERSILATURRAHMI

Senin, 23 September 2013

REFERENSI LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE
BAB I
PENDAHULUAN
     I.        Judul
Eksperimen pengujian enzim katalase.
   II.        Tujuan
Menyelidiki peranan enzim katalase dan faktor yang mempengaruhi kerjanya.
 III.        Landasan Teori
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.

Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.        
           
 IV.        Rumusan Masalah
Adakah pengaruh enzim katalase sebagai biokatalisator?
   V.        Hipotesis
Enzim katalase berpengaruh terhadap penguraian racun H2O2.
 VI.        Alat dan Bahan
a)      Alat :
-          Rak tabung reaksi
-          Pipet
-          Tabung
-          Gelas ukur
-          Lampu spiritus
-          Lidi
b)      Bahan :
-          Hati ayam
-          Jantung ayam
-          Wortel
-          NaCl
-          KOH
-          H2O2
-          Air panas
VII.        Cara Kerja
-          Ambil 1 ml ekstrak hati dan masukan ke dalam tabung I dan tambahkan 10 tetes H2O2 ke dalam tabung I lalu tutup dengan ibu jari dan amati.Setelah itu masukan bara api ke dalam tabung I dan amati.
-          Ambil 1 ml ekstrak hati + 10 tetes NaCl dan masukan ke dalam tabung II dan tambahkan 10 tetes H2O2 ke dalam tabung II lalu tutup dengan ibu jari dan amati.Setelah itu masukan bara api ke dalam tabung II dan amati.
-          Ambil 1 ml ekstrak hati + 10 tetes NaOH dan masukan ke dalam tabung III dan tambahkan 10 tetes H2O2 ke dalam tabung III lalu tutup dengan ibu jari dan amati.Setelah itu masukan bara api ke dalam tabung III dan amati.
-          Ambil 1 ml ekstrak hati yang sudah di panasi dengan suhu ± 50 oC dan tambahkan 10 tetes H2O2 ke dalam tabung IV lalu tutup dengan ibu jari dan amati.Setelah itu masukan bara api ke dalam tabung IV dan amati.
-          Lakukan empat perlakuan tersebut terhadap jantung ayam dan wortel lalu catat hasilnya ke dalam tabel.



BAB II
PEMBAHASAN
     I.        Hasil Pengamatan
A.      Hasil pengamatan tabel I
No.
Perlakuan
Gelembung Gas
Bara Api
1.
2.
3.
4.
Hati + H2O2
Hati + HCl + H2O2
Hati + NaOH + H2O2
Hati yang di panaskan + H2O2
+++
++
++
+
Menyala
Menyala
Menyala
Menyala
B.      Hasil pengamatan tabel II
No.
Perlakuan
Gelembung Gas
Bara Api
1.
2.
3.
4.
Jantung+ H2O2
Jantung + HCl + H2O2
Jantung+ NaOH + H2O2
Jantung yang di panaskan + H2O2
++
+
+
-
Menyala
Menyala
Menyala
Tidak Menyala
C.      Hasil pengamatan tabel III
No.
Perlakuan
Gelembung Gas
Bara Api
1.
2.
3.
4.
Wortel + H2O2
Wortel+ HCl + H2O2
Wortel + NaOH + H2O2
Wortel yang di panaskan + H2O2
+++
+
+
-
Menyala
Tidak Menyala
Tidak Menyala
Tidak Menyala
Keterangan :
- : bila tidak ada                     +++ : bila banyak
+ : bila sedikit                          ++++ : bila sangat banyak
++ : bila sedang          
   II.        Pertanyaan dan Jawaban
1.      Dari kegiatan yang kamu lakukan,tentukan :
a.       Variabel Manipulasi : HCl, NaOH dan suhu
b.       Variabel Kontrol : ekstrak hati, ekstrak jantung, wortel, larutan H2O2
c.       Variabel Respon : banyaknya gelombang gas timbulnya bara api.
2.       Pada perlakuan manakah pembentukan gelembung gas paling banyak? Mengapa demikian?
Pada ekstrak hati dan H2O2, karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada pH netral.
Sedangkan pada campuran hati dengan NaOH dan HCl tidak akan menghasilkan gelembung yang terlalu banyak, karena pH larutan menjadi basa dan asam.
3.      Gas apakah yang terbentuk dari reaksi ters ebut? Jelaskan berdasarkn hasil percobaan !
Gas O2 karena apabila hati di tambah H2O2 lalu di buka,maka akan timbul gelembung gas O2.Apabila di tempatkan bara api di atas tabung tadi sehingga bara tersebut menyala dan hal itu yang membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan O2.
4.      Apakah peranan enzim katalase?
Enzim katalase berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2. H2O2 dalam tubuh harus di keluarkan karena bersifat racun.
5.      Faktor apakah yang mempengaruhi kerja enzim katalase? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan !
-  Suhu : Dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi,karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
- Begitu pula faktor pH. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral dan tidak dapat bekerja secara optimum pada pH yang asam maupun basa.
6.      Di dalam sel yang hidup dihasilkan peroksid (H2O2), dari peristiwa apakah dihasilkannya zat tersebut dan apakah yang akan terjadi bila di dalam sel tidak ada enzim katalase?
Peroksid dihasilkan pada proses ekskresi, apaila tidak ada enzim katalase maka racun di dalam tubuh tidak akan terurai yang mengakibatkan racun akan tertimbun di dalam tubuh dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit.
7.      Berikan contoh enzim lain yang terlibat dalam proses metabolisme berikut peranannya !
Contoh enzim yang lain adalah enzim enzim pencernaan, misalnya amilase.
Amilase dengan memecah amilum menjadi maltosa. Amilase dihasilkan oleh kelenjar saliva (ludah) dan dikeluarkan ke rongga mulut untuk melakukan fungsinya.
8.       Jelaskan komponen yang menyusun enzim !
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang disebut sisi aktif (active site).
Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoezim.
Secara kimia, enzim yang langkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian bukan protein
a. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
b. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organic kompleks disebut koenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat (vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), biotin, asam folat dan kobalamin (vitamin B12).
9.      Bagaimana sifat enzim ?
a. Biokatalisator
di dalam sel juga terdapat katalisator, salah satunya adalah enzim. Enzim hanya dihasilkan oleh sel sel mahluk hidup sehingga disebut sebagai biokatalisator.
b. Protein
enzim adalah suatu protein. Dengan demikian, sifat sifat enzim sama dengan protein, yang dapat rusak pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.
c. Bekerja secara khusus
enzim bekerja secara khusus, artinya enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi reksi lainnya. Zat yang terpengaruh oleh enzim disebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi d dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak
d. Dapat digunakan berulang kali
enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak. Jika molekul enzim rusak, enzim tersebut harus diganti. Oleh karena itu, enzim pun hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
e. Rusak oleh panas
enzim rusak oleh panas karena enzim adalah suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi.Kebanyakan enzim rusak pada suhu 50 dapat berfungsi lagi walaupun pada suhu normal
f. Tidak ikut bereaksi
enzim hanya diperlukan sebagai pemercepat reaksi, namu molekul enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
g. Bekerja dapat balik
umumnya, enzim bekerja secara dapat balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa senyawa lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa senyawa itu menjdi senyawa semula.
10.  Bagaimanakah cara kerja enzim?
Ada dua teori mengenai cara kerja enzim, yaitu teori lock and key (gombok-anak kunci) dan Induced Fit (kecocokan terinduksi).
A. Teori gembok-anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Untuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

B. Teori Induced Fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.




BAB III
PENUTUP
     I.        Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2 , dimana kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
a. suhu
dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi.
b. pH
dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.
Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung dan nyala bara api.
Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin terang nyala bara api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena salah satu kerja enzim yaitu sebagai katalisator/pemercepat reaksi.
   II.        Saran
Laporan ini didasarkan atas teori dan praktikum yang telah dilakukan. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam penyempurnaan teori dan pengusaan materi. Semoga apa yang diharapkan penulis dan semua pihak pendukung penulisan laporan ini dapat sesuai dengan penguasan teori yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Sugiharto,Bowo.2007.Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.Surakarta:Sindunata
Syamsuri,Istamar.2007.Biologiuntuk SMA/MA Kelas XII.Malang:Erlangga

REFERENSI LAPORAN PRAKTIKUM FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOSINTESIS


PRAKTIKUM VI.1
Topik                 : Fotosintesis
Tujuan               :1.Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan    Oksigen (O2)
                           2. Mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukkan Oksigen pada proses fotosintesis
Hari/Tanggal     : Rabu / 19 Desember 2012
Tempat              : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.    ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
a.       Beaker glass
b.      Tabung reaksi
c.       Corong kaca
d.      Kawat
e.       Penunjuk waktu
  1. BAHAN
a.       Hydrilla verticillata
b.      Air
c.       Larutan 0,25% NaHCO3
d.      Larutan KHCO3
II.  CARA KERJA
1.      Memasukkan beberapa cabang tanaman Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm yang telah disediakan ke dalam corong kaca
2.      Memasukkan corong kaca ke dalam beaker gelas yang berisi medium dengan posisi corong menghadap ke bawah.
3.      Menutup bagian atas corong dengan tabung reaksi dan meletakkan 3 buah kawat kedalam beaker glass dan mengaitkannya dibawah corong kaca
4.      Menandai masing-masing perlakuan dari I s/d VIII dengan label, yaitu:
I      = Medium air dan diletakkan di tempat terang dilur ruangan 
       labolatorium 
II     = Medium air dan diletakkan di tempat gelap didalam ruangan
        labolatorium
III    = Medium air + larutan NaHCO3 dan diletakkan  di tempat terang
        diluar ruangan labolatorium
IV    = Medium air + larutan NaHCO3 dan diletakkan di tempat gelap
        didalam ruangan labolatorium
V     = Medium air + larutan NaHCO3 dan diletakkan di tempat teduh
        diluar ruangan labolatorium
VI    = Medium air + larutan KHCO3 dan diletakkan di tempat terang
        diluar ruangan labolatorium
VII   = Medium air + larutan KHCO3 dan diletakkan di tempat gelap di
        dalam ruangan labolatorium.
VIII = Medium air + larutan KHCO3 dan diletakkan di tempat teduh di
        luar ruangan labolatorium
5.      Mengamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang atau ranting yang terjadi selama 15 dan 30 menit. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis.
6.      Membuat hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Membuat hasil kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan.
III. TEORI DASAR
Dalam beberapa  aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tetap tinggal (tidak bergerak) dan memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang dapat dia peroleh dari lingkungannya sampai batas batas yang tersedia. Hewan sebagian besar bergerak, harus mencari makanan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya teroglong pada organisme autotrof, yaitu golongan makhluk yang dapat mensintesis  sendiri senyawa-senyawa organic yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjai energy kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Glukosa yang dihasilkan bila tidak segera diangkut akan mengalami kondensasi menjadi amilum yang disimpan dalam plastida. Pigmen daun sebenarnya terdiri atas beberapa jenis antara lain: klorofil a, klorofil b dan karotenoid. Pigmen inilah yang berfungsi untuk menyerap cahaya matahari. Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air menjadi hidrogen  dan oksigen yang dibebskan ke atmosfer dan peristiwa ini disebut peristiwa fotolisis air.
Beberapa aktivitas hidup pada tumbuhan adalah fotosintesis, respirasi, tumbhan (perkecambahan), reproduksi serta gerak dan iritabilita yang dapat dipelajari dari segi biofisika dan biokimia.
Untuk mengetahui amilum yang terbentuk dalam proses fotosintesis dapat dilakukan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberikan perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pad daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ. Meskipun energi terdapat dalam beberapa bentuk, hanya 2 bentuk energi yang sesuai sebagai sumber energi bagi organism hidup, yaitu energi cahaya dan energi kimia. Organisme yang menggunakan energi cahaya untuk mensintesis keperluan organiknya disebut fototrof/fototrofik, sedangkan organisme yang menggunakan energi kimia disebut kemotrof/kemotrofik. Fototrof mempunyai karakteristik yaitu adanya pigmen, termasuk beberapa untuk klorofil, yang menyerap energi cahaya menjadi energi kimia. Istilah lain untuk untuk fototrofisme adalah fotositesis. Semua kehidupan dimuka bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak langsung. Fotosintesis menyebabkan baik karabon maupun energi bagi organisme hidup dan menghasikan oksigen dalam stmosfer yang penting bagi semua bentuk kehidupan aerobik.
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang etrjadi didalam sel. Berlangsung secara aerobik maupu secara anaerobik. Dalam respirasi aerob yang diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak/ kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondioksida, seperti alkohol, asetildehid atau asam asetat dan sedikit energi reaksi pembentukkan karbohidrat dinamakan FOTOSINTESIS (foto = cahaya, sintesis = reaksi pembentukan).
Jika bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6H12O6) maka persamaan reaksinya dapat dituliskan:
                  Sinar matahari
C6H12O6 + 6 O2                             6 CO2 + 6 H2O + energi
Tergantung pada bahan yang digunakan dalam resprasi, maka jumlah mol CO2 yang dibebaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidk selalu sama.
Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dengan jumlah yang digunakan dikenal dengan Respiratory  Ratio atau respiratory Quotient atau disingkat RQ. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat =1. Protein  < 1 (= 0,8 – 0,9), lemak < 1 (= 0,7 ) dan asam organik > 1 ( 1,33 ) ( Dwidjoseputro, 1986). Nilai RQ ini tergantung pada: 1). Bahan atau substrat untuk respirasi, 2). Sempurna tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya.
Proses fotosintesis dalam klorofi terjadi dua tahap, yaitu :
1.      Reaksi terang (Fotolisis).
Dalam reaksi inni klorofil menyerap cahaya merah, energi yang ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecahmolekul air yang mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dsan oksigen.
2.      Reaksi gelap (Fiksasi)
Dalam reaksi ini terjadi pengikatan CO2 didalam daun. CO2 ini akan berlangsung dengan ion hydrogen yang dihasilkan dari reaksi terang, membentuk glukosa.
Dalam fotosintesis terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.      Cahaya, merupakan sumber energi untuk fotosintesis.Energi yang diserap tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, dan lama penyinaran. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka semakin banyak cahaya yang diserap oleh klorofil, sehingga laju fotosintesis meningkat.
2.      Konsentrasi CO2, jika konsentraso CO2 tidak mencukupi maka laju fotosintesis akan turun.
3.      Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis, Bila suhu naik 100 C, kerja enzim meningkat 2x lipat.
4.      O2, kenaikkan kadar O2 dapat menghambat fotosintesis karena O2 merupakan komponen untuk respirasi.
5.      Kandungan klorofil, daun yang menguning berarti kadar klorofl berkurang. Ini akan menurunkan laju fotosintesis.
IV. HASIL PENGAMATAN
1.      Gambar Hasil pengamatan
a.       Beaker Glass








Keterangan :
1.      Skala
2.      Mulut tabung
3.      Badan tabung
 



Menurut Literatur :
 

     ( Sumber: Anonim.2012.A)
b.     

Keterangan :
1.      Lubang kecil
2.      Lubang besar
3.      Badan corong
 
Corong Kaca








 


Keterangan :
1.      Lubang kecil
2.      Lubang besar
3.      Badan corong
 
Menurut Literatur :




  ( Sumber: Anonim.2012.b )
c.       Tabung Reaksi
d.     







 

Menurut Literatur :




  ( Sumber: Anonim.2012.c )
e.       Kawat
 

Menurut Literatur :




  ( Sumber : Anonim.2012.d )
f.      

Keterangan :
1.      Daun
2.      Ujung daun
3.      Batang
 
Hydrilla verticillata




Menurut Literatur :
 

     ( Sumber: Anonim.2012.d )
g.      Gambar rangkaian percobaan
Keterangan :
1.      Beaker glass
2.      Kawat
3.      Air
4.      Hydrilla verticillata
5.      Tabung reaksi
6.      Corong kaca
                    Menurut literatur




          ( Sumber: Anonim.2012.f )
2.      Tabel pengamatan                                                   
No.
Perlakuan
Gelembung
15 menit
30 menit
I
Medium air (tempat terang)
0
4
II
Medium air (tempat gelap)
0
0
III
Medium air + NaHCO3 (tempat terang)
3
3
IV
Medium air + NaHCO3 (tempat gelap)
0
0
V
Medium air + NaHCO3 (tempat teduh)
4
4
VI
Medium air + KHCO3 (tempat terang)
4
5
VII
Medium air + KHCO3 (tempat gelap)
0
0
VIII
Medium air + KHCO3 (tempat teduh)
0
0
3.      Grafik hubungan antara macam perakuan dan banyak gelembung yang dihasilkan pada kisaran waktu 15 dan 30 menit







 




 




 

V.  ANALISIS DATA
Klasifikasi             :
Divisio                   : Magnoliophyta
Classis                   : Liliopsida
Ordo                      : Hydrocharitales
Familia                  : Hydrocharitaceae
Genus                    : Hydrilla
Spesies                  : Hydrilla verticillata Pers.
(sumber : Cronquest. 1981)
               Pada percobaan tentang fotosintesis yang telah dilakukan, terlihat gelembung-gelembung udara yang muncul dari ujung batang tanaman Hydrilla verticillata yang diletakkan terbalik pada becker glass. Gelembung-gelembung tersebut menghasilkan jumlah dan kecepatan yang berbeda dari ketiga perlakuan tersebut yaitu dengan medium air, air yang ditambah NaHCO3, dan air yang ditambah KHCO3 pada keadaan terang, gelap dan teduh.
Pada percobaan fotosintesis yang telah dilakukan, dapat diamati bahwa adanya perbedaan jumlah gelembung yang keluar dari ujung batang tanaman Hydrilla verticillata yang dimasukan ke dalam corong kaca di dalam beaker glass. Keluarnya gelembung – gelembung itu pun terjadi dalam kecepatan yang berbeda pada semua perlakuan. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan intensitas cahaya pada medium yang di gunakan.
1.      Pada medium air
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa proses fotosintesis dengan percobaan menggunakan medium air pada kondisi cahaya yang berbeda menghasilkan jumlah dan kecepatan munculnya gelembung yang berbeda pula. Pada percobaan ditempat terang, jumlah gelembung pada 15 menit pertama tidak menghasilkan gelembung  satu pun dan pada 15 menit kedua menghasilkan 4 gelembung saja . Pada penempatan yang kedua yaitu pada tempat yang gelap, 15 menit pertama dan pada 30 menit kedua tidak menghasilkan gelembung .
Dari kedua perlakuan tersebut terdapat perbedaan jumlah gelembung yang keluar. Pada penempatan di tempat terang memperlihatkan banyaknya gelembung udara dibading yang lainnya penempatan pada tempat gelap. Ini disebabkan karena pada tempat yang terang kesediaan cahaya matahari banyak sehingga stomata pada tanaman dapat terbuka secara maksimum dan enzim – enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis dapat bekerja pada suhu yang optimum, serta CO2 yang cukup banyak. Namun pada percobaan fotosintesis dengan medium air di tempat yang terang pada waktu 15 menit pertama tidak menghasilkan gelembung sama sekali ini mungkin disebabkan karena pada saat percobaan cuaca sedang mendung sehingga tidak mendapatkan pencahayaan yang optimal sehingga kecepatan fotosintesis terjadi secara lambat atau tidak berlangsung sama sekali.
Sedangkan pada tempat gelap kecepatan proses fotosintesis terjadi sangat lambat sehingga gelembung yang dihasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan gelembung sama sekali. Hal ini di sebabkan cahaya yang diterima tidak banyak dan kadar CO2 yang diperlukan hanya sedikit.
   
2.      Medium air + NaHCO3
Pada medium air yang ditambah dengan beberapa tetes larutan NaHCO3 yang ditempatkan pada tiga perlakuan yaitu terang, gelap, dan teduh terdapat perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan. Pada tempat yang terang menghasilkan jumlah gelembung yang sama yaitu hanya menghasilkan yaitu 3 gelembung pada waktu 15 pertama dan 15 menit kedu. Pada tempat yang gelap tidak menghasilkan gelembung pada menit 15 pertama dan 15 menit yang kedua. Dan sedangkan pada tempat yang teduh  pada 15 menit pertama  dan 30 menit kedua  menghasilkan gelembung yang sama yaitu 4 gelembung saja tidak ada perubahan.
Pada tempat yang terang menghasilkan gelembung yang cukup banyak karena di tambah dengan larutan NaHCO3 yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis dimana zat ini dapat mempercepat reaksi fotosintesis serta didukung dengan pencahayaan yang cukup dan pada ruangan yang terang.
Jika dibandingkan dengan menggunakan medium air saja, jumlah gelembung pada medium air yang ditambahkan dengan larutan NaHCO3 seharusnya lebih banyak karena kandungan zat terlarut seperti pada penambahan larutan NaHCO3 dapat mempengaruhi proses fotosintesis dimana zat tersebut dapat mempercepat reaksi fotosintesis. Akan tetapi dari data yang diperoleh pada medium air yang ditambah dengan larutan NaHCO3 menghasilkan gelembung yang lebih sedikit dari yang menggunakan medium air saja. Hal ini terjadi kemungkinan karena disebabkan oleh faktor dari dalam, seperti kadar O2 yang tinggi yang menghambat terjadinya proses fotosintesis atau juga kadar CO2 yang rendah serta larutan NaHCO3 yang larut kurang sempurna pada air. Factor lain disebabkan karena cuaca pada saat itu mendung dengan suhu yang cukup dingin.
3.      Medium +KHCO3
Pada medium air yang ditambah dengan beberapa tetes larutan KHCO3 yang ditempatkan pada tiga perlakuan yaitu terang, gelap, dan teduh terdapat perbedaan jumlah gelembung yang dihasilkan. Pada tempat terang mengahasilkan 4 gelembung pada 15 menit pertama dan  bertambah jadi 5 gelembung pada  waktu 15 menit ke dua. Pada tempat gelap dan teduh baik dalam perlakuan waktu 15 menit dan 30 menit sama- sama tidak menghasilkan gelembung satupun.hal ini disebabkan oleh cahaya yang masuk sangat sedikit serta jumlah CO2 didalam ruangan terbatas, sehingga proses fotosintesis menjadi lambat dan kurang lancar.
Tingginya jumlah gelembung yang dihasilkan pada tempat yang terang ini disebabkan jumlah intensitas cahaya yang masuk atau diserap oleh tumbuhan  pada kegiatan fotosintesis sangat banyak serta suhu yang berada disekitar yang juga tinggi dibanding di tempat teduh apalagi ditempat yang gelap. Kadar  CO2 juga sangat mempengaruhi jumlah gelembung yang dihasilkan. Banyaknya jumlah gelembung pada tempat yang terang dari pada tempat teduh dan gelap menunjukan bahwa KHCO3 telsh berfungsi dengan baik untuk mengikat CO2 dan banyaknya sinar matahari menentukan besar kecilnya jumlah gelembung yang terjadi.
Jika dibandingkan dengan menggunakan medium air yang ditambah dengan larutan NaHCO3, jumlah gelembung pada medium air yang ditambahkan dengan larutan KHCO3 menghasilkan lebih banyak gelembung. Hal ini disebabkan karena kandungan zat terlarut seperti pada penambahan larutan KHCO3 dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Jika dibanding dengan jumlah gelembung yang dihasilkan oleh medium air saja, medium yang ditambahkan dengan KHCO3 ini menghasilkan lebih banyak gelembung.
Pada intensitas cahaya rendah, cahaya merupakan pembatas sedangkan pada intensitas cahaya yang lebih tinggi, suhu dan konsentrasi CO2 merupakan faktor pembatas. Peranan cahaya dalam fotosintesis adalah memberikan foton melalui pemindahan elektron dari klorofil, diubah secara bertahap menjadi energi kimia. Foton juga memiliki energi yang disebut kuantum. Banyaknya energi yang dimiliki cahaya tergantung pada panjang pendeknya gelombang masing-masing sinar. Keadaan suhu disekitar juga mempengaruhi proses fotosintesis karena mampu memicu enzim-enzim yang berperan dalam fotosintesis sehingga berpengaruh dalam membuka dan menutupnya stomata.
VI. KESIMPULAN
1.      Fotosintesis merupakan proses pembentukan oksigen dengan bantuan energi berupa cahaya matahari.
2.      Cahaya dan CO2 serta suhu disekitar sangat memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukkan O2 pada proses fotosintesis.
3.      Larutan NaHCO3 dan KHCO3 merupakan zat yang dapat mempercepat laju fotosintesis sehingga dapat mempercepat proses fotosintesis.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :
a.       Cahaya
b.      Oksigen
c.       Kadar air
d.      Konsentrasi Karbondioksida
e.       Kandungan klorofil dan
f.       Suhu
    5.   Secara reaksi proses fotosintesis berlangsung sbagai berikut :
                                    Cahaya matahari
            6CO2 + 6H2O                                       C6H12O6 + 6O2
                                        Klorofil
6.     Adanya gelembung udara yang ditimbulkan oleh tanaman Hydrilla verticillata menuju ke permukaan atas tebung merupakan bukti dari peristiwa fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.a.http://wb8.itrademarket.com/pdimage/74/1097174_beaker.jpg. Diakses tanggal 25 Desember 2012
                         
Anonim.2012.b.http://suryadimass-labpendidikan.com/admin/media/uplo ad/corongkaca.jpg. Diakses tanggal 25 Desember 2012
Anonim.2012.c.http://wb8.itrademarket.com/pdimage/46/s733946_alat93 .jpg. Diakses tanggal 25 Desember 2012
Anonim.2012.e.http://weeds.hotmeal.net/weeds/Hydrilla_Verticillata.jpg. Diakses tanggal 25 Desember 2012
  Noorhidayati dan St. Wahidah Arsyad. 2012. Penuntun Peraktikum Biologi Umum. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin.